Selamat Datang Rakan dan Semoga Bermanfaat.

Sunday, August 28, 2016

Penemu Catur Versi Sejarawan Islam

Salam sejahtera rakan...
Catur adalah satu permainan yang cukup unik dan sangat membantu untuk melatih logika, walau kadang-kadang juga dapat menghabiskan terlalu banyak waktu bagi para pecintanya.. Hehee
Tahukah rakan siapa penemu permainan unik itu ?
Ibnu Khalikan menyebutkan bahwa Catur berasal dari India, dan penemunya bernama Sisah Ibnu Dahir.
Konon permainan baru yang mengasyikan hasil karya Sisah Ibnu Dahir itu dikagumi oleh Sang Raja yakni Raja Syihram. Demi mengetahui bahwa Sisah itu adalah seorang rakyatnya, maka Raja berniat memberi hadiah pada penemu Catur itu
Maka ia pun menyuruh Punggawa kerajaan untuk memanggil Sisah ke Istananya.
"Aku ingin memberikan hadiah yang berharga atas penemuanmu yang mengagumkan itu,"
titah Raja Syirham ketika Sisah datang menghadap.
"Aku cukup kaya dan sanggup memenuhi segala keinginanmu itu Sisah" lanjutnya
Sisah diam saja
lalu Raja Bersabda
"Jangan malu, katakan keinginanmu, pasti kukabulkan."
" Maafkan Hamba, ya Raja kami yang Agung dan Pemurah, hamba mohon waktu sehari untuk memikirkannya, jika Tuanku berkenan mengizinkan permohonan hamba ini" Jawab Sisah kemudian.
Mendengar permohonan Sisah , maka raja pun mengizinkannya.
Malam harinya, Guru yang sederhana itu memikirkan hadiah yang hendak dimintanya, hingga
keeseokan harinya dihadapan Sang Raja, berkatalah Sisah, "Ya Tuanku, Hamba telah merenungkan berbagai hadiah yang menyenangkan, akhirnya inilah hadiah yang hamba pilih
Hamba mohon hadiah Sebutir Gandum untuk Kotak pertama papan Catur, Dua butir Gandum untuk petak kedua......"
" Dua butir Gandum katamu,"? bertanya Raja keheranan.
" Ya, Tuanku, Dua butir gandum untuk kotak kedua, selanjutnya, hamba mohon Empat butir untuk kotak ketiga, Delapan butir untuk kotak ke empat, Enam belas butir untuk kotak Kelima, Tiga puluh dua butir untuk Kotak ke Enam, Enam puluh empat butir untuk ........,"
"Cukup, cukup," Sela Baginda Syihram dengan tidak sabar, ketika mendengar permintaan sederhana itu.
"Kau akan menerima hadiahmu untuk Ke Enam puluh Empat Kotak papan Catur itu. Tiap kotak berisi dua kali isi kotak sebelumnya, tetapi ketahuilah bahwa permintaanmu itu sungguh merendahkan kemurahan hatiku, apalgi engkau seorang Guru, pulanglah, punggawaku akan segera mengantarkan gandum permintaanmu itu," Kata Sang Raja kemudian.
"Mohon ampun atas kelancangan saya, ya Tuanku, hamba mohon diri," Penemu Catur itu keluar istana dengan senyum terkulum.
Malam harinya saat bersantap malam, Baginda teringat akan permintaan Sisah, lalu bertanya apakah Gandum untuk Sisah sudah dikirimkan ke rumahnya. Ketika didengarnya bahwa Gandum belum dikirimkan, baginda mengernyitkan dahi keheranan, belum pernah perintahnya dijalankan selambat itu.
Kemudian Baginda menanyakan sekali lagi apakah Perintahnya sudah dijalankan apa belum.
" Tuanku, " sahut seorang pegawai Istana
" Juru Hitung Kerajaan belum selesai menghitung jumlah butir Gandum yang harus dihadiahkan."
"Bodoh, mengapa lambat benar dia menghitung, sebelum ayam berkokok besok pagi, Sisah harus sudah menerima gandumnya
jika tidak, maka kalian semua akan ku pecat."
Sabda sang Raja dengan marah.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali
Seorang pegawai istana melapor kepada Sang Raja bahwa Juru Hitung mohon menghadap.
"Sebelum engkau bicara, katakan apakah perintahku sudah kemarin sudah terlaksana? " tanya Sang Raja
" Justru itulah yang hendak hamba sampaikan, Tuanku, setelah hamba menghitungnya dengan teliti permintaan Guru Sisah itu, ternyata jumlahnya luar biasa besar Tuanku."
Raja Syihram, mulai hilang kesabarannya, sabdanya dengan sangat keras
"Berapapun besarnya, janji Raja harus ditepati, Lumbung Kerajaan cukup besar untuk memenuhi permintaan Sisah yaang sekecil itu."
" Ampun Tuanku, Kerajaan Tuanku tidak akan mampu memenuhi permintaan Sisah itu. Seluruh persediaan gandum di negeri ini, bahkan diseluruh dunia sekalipun, tidak cukup untuk memenuhi permintaannya, Kalau seandainya seluruh permukaan bumi ini ditanami gandum, setelah lautan dikeringkan untuk ditanami gandum, barulah mungkin Tuanku dapat memenuhi permintaan Sisah.
Untuk menampung gandum sebanyak itu, Tuanku akan memerlukan Lumbung yang tingginya Delapan Hasta, Lebarnya Sepuluh Hasta dan panjangnya sama dengan jarak Bumi ke Matahari.
Baginda tertegun mendengar kalimat juru hitungnya itu, namun ia ingin mengetahui juga Angkanya. Raja kemudian bertanya," Berapa butir semuanya?"
Juru hitung kemudian menunjukan angka yang sudah di catatnya, disana tertulis angka 18.446.744.073.709.551.615.
Itulah jumlah Butir Gandum yang harus di berikan kepada Sisah sebagai Hadiah
Itulah Cerita tentang Papan Catur dan Butir gandum itu, Entah bagaimana akhir dari ceritanya, ada yang mengatakan bahwa sang Guru mengalami nasib yang menyedihkan karena ia mati ditiang gantungan. Yang pasti Raja Syihram tak sanggup memenuhi permintaan Sisah Ibnu Dahir itu.
Dikalangan Ahli matematika, mereka tidak berhenti menghitung hanya sampai kotak ke Enam puluh empat saja, tetapi para pecinta matematika juga berusaha menghitung, berapa kapal yang akan mengangkut Gandumitu, berapa berat gandum itu, berapa karung yang harus dibuat untuk wadah gandum itu
berapa harga seluruhnya.
Diantara mereka juga terdengar pendapat.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Translate

Muhammad Maulana & Rifqi Fuadi. Powered by Blogger.