Selamat Datang Rakan dan Semoga Bermanfaat.

Friday, August 12, 2016

Hubungan Aceh-Turki Utsmani

Salam Sejahtera Rakan...

     Hubungan aceh dengan turki sangatlah erat. Dalam beberapa sumber yang baik seperti hikayat-hikayat aceh, menjelaskan bahwa Kerajaan Turki Utsmani dahulu pernah membantu kerajaan Aceh dalam bentuk armada perang. Atas permohonan yang dikirim oleh Sultan Alaidin Riayat Shah kepada Sultan Sulayman Al-Qanuni melalui Huseyn Effendi. Maksud dari permohonan dari Sultan Kerajaan Aceh karena Bangsa Portugis sering mengganggu dan merompak kapal pedagang muslim yang berlayar dari aceh ke turki dan sebaliknya. Portugis juga sering menghadang jamaah haji dari aceh ke mekkah.

     Oleh karena itu, Kerajaan Aceh meminta armada perang dari Turki untuk mengamankan jalur pelayaran aceh ke timur tengah. Setelah meninggalnya Sultan Suleyman sekitar tahun 1566 M diganti Sultan Selim II lalu segera memerintahkan armadanya untuk melakukan ekspedisi militer ke Aceh. Laksamana Kurtoglu Hizir Reis diperintahkan untuk berlayar ke aceh dengan membawa artileri, ahli senapan, tentara, dan menghadiahkan meriam (lada sicupak). Pasukan ini diperintahkan berada di aceh selama masih dibutuhkan oleh sultan Aceh. Namun dalam perjalanannya armada turki di alihkan ke yaman untuk meredakan pemberontakan.


acehfokussab.blogspot.com
      Tibanya armada turki di aceh, Sultan Aceh menyambut meriah kedatangan armada turki lalu menganugerahkan jabatan gubernur Nanggroe Aceh Darussalam kepada laksamana Kortoglu Hizir Reis. Pasukan Turki tiba di aceh berjumlah kurang lebih 500 orang. Dengan bantuan armada turki aceh menyerang Portugis di pusat Malaka (1568 M).



Meriam Lada Sicupak
www.republika.co.id


        Setelah kemenangan perang atas Portugis, Turki Utsmani mengizinkan kapal-kapal aceh untuk mengibarkan bendera Turki Utsmani di kapal mereka. Selman Reis laksamana di wilayah laut merah terus memantau pergerakan armada Portugis di samudera Hindia, Laporannya lalu dikirim ke pemerintah pusat Turki (Istanbul).
        
       Bunyi salah satu laporan Selman antara lain :
Portugis juga mengusai pelabuhan (pasai) di pulau besar yang disebut syamatirah (sumatera). Dikatakan, mereka mempunyai 200 orang kafir disana (pasai). Dengan 200 orang kafir, mereka juga mengusai pelabuhan malaka yang berhadapan dengan sumatera. karena itu, ketika kapal-kapal kita sudah siap dan Insya Allah bergerak melawan mereka, maka kehancuran total mereka tidak akan terelakkan lagi, karena satu benteng tidak bisa menyokong yang lain, dan mereka tidak dapat membentuk perlawanan yang bersatu.
         Namun Raja Portugis Emanuel I bertujuan untuk menyebarkan agama kristen dan merampas kekayaan orang-orang timur dan itu semua terkait dengan Perang Salib. Dalam peperangan di laut, Armada Aceh sangat apik dalam berperang dengan kekuatan maritim sangat besar dan ditakuti oleh Portugis di Nusantara, karena mendapat bantuan penuh dari armada perang Turki Utsmani dengan berbagai peralatan perangnya. Pada masa kejayaan Kesultanan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Pada masa ini Aceh juga mengirimkan armada kecil yang terdiri dari 3 kapal menuju Istanbul. Rombangan ini tiba sekitar 12 tahun setelah perjalanan melalui Tanjung Harapan. Ketika kembali ke Aceh mereka diberikan sejumlah senjata, 12 penasehat militer Turki dan sepucuk surat yang menyatakan antara dua negara islam tersebut merupakan satu keluarga dalam islam. Dua belas penasehat militer itu pun diberi penghormatan sebagai Pahlawan Kerajaan Aceh dan mereka tidak ahli dalam militer saja, mereka juga ahli dalam bidang arsitektur yang dapat membantu Sultan Iskandar Muda untuk membangun benteng yang kokoh di Koetaradja dan Istana Sultan.






Sumber Referensi :

          
      
       
Share:

0 comments:

Post a Comment

Translate

Muhammad Maulana & Rifqi Fuadi. Powered by Blogger.